Kamis, 09 Oktober 2014

Terapi Warna


SEJAK LAMA KITA MENGENAL TERAPI WARNA

Setiap orang umumnya memiliki warna favorit. Tetapi, tahukah Anda bahwa warna pun menyimpan energi yang bisa dimanfaatkan untuk membantu proses penyembuhan? Namun, jangan membayangkan penggunaannya persis seperti obat. Karena warna, dalam hal ini hanya membantu penyembuhan dengan cara menyeimbangkan aura tubuh kita.

Sumarsono Wuryadi dari Graha Sanjiwani menjelaskan, aura adalah medan energi yang mengelilingi tubuh kita. Bagi yang bisa melihat, aura memiliki warna yang terdiri dari 7 warna pelangi, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. "Untuk melihat aura tubuh seseorang, bisa dilihat dengan menggunakan foto kirlian atau scan aura video," ujar Sumarsono. Ditambahkan, orang yang sedang sakit, aura tubuhnya seringkali menjadi tidak seimbang dan perlu diperbaiki. Jadi, warna yang seharusnya merah menjadi kurang merah. Atau yang seharusnya menjadi hijau menjadi kurang hijau. "Nah, dengan memberikan warna di tempat yang kekurangan, akan kembali terjadi keseimbangan yang akhirnya membantu penyembuhan penyakit," katanya menegaskan.

Sejak lama sebenarnya masyarakat sudah lama mengenal dan mempraktekkan terapi warna. Bila ada yang sakit kuning (karena gangguan fungsi hati) maka orang memberikan sayur rebung bambu kuning, buah pace yang berwarna kuning, dan pisang murlin yang kuning plus tumo atau kutu di kepala. Serba kuning !

Terapi warna pertama kali diperkenalkan pada zaman Mesir kuno. Saat itu, orang Mesir kuno menyembah matahari dan menyadari peran sentral cahaya matahari bagi kemanusiaan. Warna tersebut dipercaya dapat memberikan efek penyembuhan bagi tubuh. Helen Graham, dosen psikologi dari Keele University, Inggris, dalam bukunya yang berjudul Discover Color Therapy menyebutkan, seni pengobatan dengan warna ditemukan oleh Dewa Toth--yang dalam mitologi Yunani kuno dikenal sebagai Hermes. "Pada masa itu, penduduk Mesir dan Yunani kuno menggunakan mineral berwarna, batu-batuan, kristal, salep dan bahan pewarna lainnya sebagai obat. Mereka juga mengecat tempat pengobatan dengan berbagai warna," tuturnya.


Kemajuan penyembuhan terapi warna oleh seorang Avicenna, pemikir Islam yang hidup pada 980-1037 makin diperkenalkan ke seluruh dunia dan disebarkan. Dia menjelaskan pentingnya warna dalam diagnosa dan pengobatan penyakit, menurutnya tanda-tanda penyakit dalam tubuh bisa dikenali dari warnanya. Ia menggunakan bagan yang terkait dengan warna, suhu, dan kondisi fisik tubuh manusia. Grafik ini bahkan masih digunakan hingga sekarang, yang merinci chakra atau pusat-pusat energi di dalam tubuh manusia. Setiap chakra diberi warna berbeda. Terapi warna ini menggunakan warna-warna sesuai bagan untuk menyembuhkan penyakit tertentu di bagian tubuh. Ia juga menggunakan warna untuk terapi. Menurutnya, warna merah akan memperlancar sirkulasi darah, warna biru dan putih memperlambat sirkulasi darah sedangkan warna kuning meredakan nyeri dan peradangan.

Penggunaan terapi warna di AS dan Eropa mulai berkembang sejak pertengahan abad ke 19 , dimana Dr. Edwin Babbit mempublikasikan The Principles of light and colour. Dia merekomendasikan berbagai teknik penggunaan warna untuk penyembuhan, dan barulah sejak itu banyak dilakukan penelitian-penelitian ilmiah tentang efek warna terhadap psikis dan kesehatan manusia, serta mulai diterapkan secara terapeutik dalam berbagai upaya penyembuhan. Tahun 1990, para ilmuwan melaporkan dalam pertemuan tahunan American Association for Advancement of Science, mengenai keberhasilan penggunaan cahaya biru dalam mengatasi berbagai masalah psikologi, termasuk kecanduan obat-obatan, gangguan makan, impotensi dan depresi. Sejak itu berkembanglah metode penyembuhan yang dikenal dengan nama Terapi Warna ( Colour Therapy ).

Pada dasarnya warna memberikan stimulasi fisiologis dan psikologis manusia hal ini dapat dianalogikan seperti ketika Anda di sebuah ruangan yang berwarna hitam kelam maka tubuh dan pikiran Anda terasa tidak nyaman sehingga Anda enggan untuk berlama-lama di ruangan tersebut. Artinya, kombinasi warna tertentu dapat memengaruhi kondisi fisiologis dan psikologis manusia. Selain itu warna dapat memberikan efek perubahan fisiologis lebih dari sekedar stimulasi psikologis saja. Misalnya, warna merah dapat merangsang sistem saraf otonom, sedangkan warna biru mempunyai efek menenangkan.

Prinsip penyembuhan dengan warna adalah memanfaatkan energi dari frekuensi getaran yang ditimbulkan oleh masing-masing cahaya/warna yang mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda. Energi itu kemudian berinterverensi dan terjadi entrainment dengan sistim tubuh energi manusia. Perpaduan energi ini menimbulkan penyelarasan membentuk frekwensi energi yang baru, yang menimbulkan perubahan/penyelarasan dalam tubuh untuk menuju keseimbangan energi tubuh dakam wujud kesembuhan.

Di awal abad ke-20, terapi warna mulai diteliti secara ilmiah dan mulai banyak digunakan. Max Luscher, mantan dosen psikologi dari Basle University menegaskan bahwa warna yang dipilih seseorang bisa menunjukkan kondisi pikiran atau ketidakseimbangan kelenjar dalam tubuhnya. Karena itu, bisa dijadikan dasar untuk diagnosa secara fisik maupun psikis. Kemudian ditemukan pula bahwa cahaya merah ternyata efektif untuk mengatasi migren dan kanker. Lama kelamaan, terapi warna pun diterima secara luas sebagai alat terapi dengan berbagai penggunaan yang bersifat medis.

Telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai efek warna pada tubuh kita. Penelitian di Norwegia mencatat bahwa orang yang tinggal di ruangan berwarna biru mempunyai thermostat (ambang suhu tubuh) 3 derajat lebih tinggi dibanding dengan orang yang tinggal di ruangan berwarna merah. Nick Humprey dari universitas Cambridge menemukan bahwa paparan warna merah dapat mengakibatkan perubahan emosional, detak jantung, tahanan kulit, dan aktivitas listrik otak. Penelitian lain menunjukkan warna merah dapat pula menurunkan ambang rangsang nyeri, artinya pasien akan lebih sensitif terhadap nyeri. Perlu diingat bahwa terapi warna ini dapat memberikan efek perubahan fisiologis lebih dari sekedar efek psikologis stimulus penglihatan. Sebagai contoh : warna merah dapat mengakibatkan terangsangnya sistem saraf otonom sedangkan warna biru mempunyai efek menenangkan. Anda mungkin juga masih ingat bahwa warna ultraviolet sering digunakan untuk bayi yang lahir ikterik atau berwarna kuning.

Anne Woodheem dan Davids Peter dalam ensiklopedi Healing Therapies menyatakan bahwa efek warna biru dan hijau ternyata sangat bermanfaat bagi tubuh. Dimulai pada masa sejarah kuno dimana hijau diyakini sebagai warna pertumbuhan sedangkan biru sebagai warna kedamaian. Ternyata efek terapi yang ditimbulkan tidak jauh dari keyakinan tersebut. Seorang ilmuwan dari India, Dinshah P. Ghadiali yang mempelajari penggunaan warna dalam ilmu kedokteran, kemudian berpendapat bahwa kekuatan dari warna terletak pada fakta bahwa mereka memancarkan getaran yang dapat memperbaiki mood dan suasana hati, sehingga mampu memberi efek penyembuhan. Kemudian, ia menulis buku 'The spektrofotometri- Chrome Encyclopedia'. Buku tersebut dianggap sebagai karya komprehensif pertama atas terapi warna. Selain itu, ia juga menemukan spektrofotometri-chrome, sebuah kotak cahaya yang memungkinkan dokter menunjukkan salah satu dari sejumlah warna yang berbeda pada pasiennya.



Banyak penelitian dilakukan untuk mencari efek spesifik dari tiap warna. 
  • Tahun 1948 di Jerman, dihasilkan data bahwa penggunaan warna biru, orange dan merah, mampu meningkatkan IQ siswa. 
  • Penelitian di Amerika Serikat pada tahun 1973 mengatakan bahwa warna merah mengakibatkan peningkatan tekanan darah serta denyut nadi, sedangkan warna orange mengakibatkan rasa lapar. Warna biru, mengurangi rasa lapar, menurunkan tekanan darah, serta menjadikan seseorang merasa lebih rileks dan merasa damai. Sering digunakan sebagai terapi pada penderita insomnia, hipertiroid dan gangguan panik. 
  • Donald Lapore dalam “The Ultimate Healing System” menggunakan warna biru ketika mengisi kuliah karena memberikan energi lebih pada area vokal serta mengakibatkan orang lebih memperhatikan apa yang disampaikan. Sedangkan warna hijau menghadirkan keseimbangan, simpati dan ketakziman cinta. Hijau membantu area hati terus stabil dengan menciptakan harmoni dan harapan, serta baik untuk relaksasi sesungguhnya karena menyeimbangkan emosi. 

Praktisi terapi warna percaya bahwa karena semua bentuk materi merupakan bentuk dari energi, maka aplikasi energi ke dalam tubuh akan mempengaruhi keadaan sehat maupun sakit. Pada orang yang sakit , tubuhnya kekurangan satu atau beberapa warna tertentu. Menurut Ratu Aura, praktisi terapi warna, ia yakin bahwa semua bentuk materi adalah sumber energi. Dan cahaya merupakan salah satu bentuk energi, dan dapat dipecah menjadi beberapa warna. Dengan mengkombinasikan beberapa warna tertentu, kondisi energi dalam tubuh dapat diseimbangkan.

Sumber energi warna yang digunakan dalam terapi bisa berasal dari bermacam-macam, sumber antara lain : matahari, batu mulia/kristal, lampu/lilin, busana, formula bunga/herbal, sayur & buah, cat, dan lain sebagainya. Sedangkan cara penyembuhannya yang paling utama adalah mengupayakan terjadinya kontak langsung antara sumber energi warna tadi dengan tubuh penderita. Dan hal ini tergantung dari prosedur dan kaidah masing-masing metode penyembuhan.

Banyak praktisi terapi warna percaya bahwa setiap orang mempunyai kemampuan naluri untuk menentukan sendiri warna apa yang mereka butuhkan untuk mengembalikan keseimbangan tubuh. Sebagai contoh : ada salah satu teknik terapi warna yang disebut dengan Aurasoma . Teknik ini menggunakan botol-botol kecil yang berisi lapisan warna dari minyak esensial dan ekstrak tumbuhan. Kebanyakan botol kecil ini terdiri dari dua warna dan ada 90 kombinasi. Tekniknya : Anda mengambil 4 botol yang berisi kombinasi warna yang anda sukai. Kemudian anda dapat menggunakan minyak esensial dalam botol tersebut untuk dipakai pada kulit . Tidak ada batasan waktu berapa lama Anda menggunakan terapi warna ini. Anda dapat melakukannya selama teknik ini baik menurut Anda.

Banyak praktisi mendasarkan terapi warna pada energi tubuh yang terfokus pada tujuh titik mayor yang disebut dengan chakra. Setiap chakra ini berkorelasi dengan sistem organ dan warna tertentu. Hubungan antara cakra, organ dan warna tersebut adalah :

  1. Merah
    Berhubungan dengan cakra dasar yang mempengaruhi vitalitas, kekuatan , kewaspadaan, memberikan rasa aman, semangat, kemauan keras. Warna merah digunakan untuk mengatasi anemia, kekurangan energi, tekanan darah rendah, penyakit kulit, infeksi saluran kencing, merangsang vitalitas, Produksi darah, tulang2 & otot, alat reproduksi.
  2. Orange
    Berhubungan dengan cakra limpa yang mengatur sirkulasi dan metabolisme. Warna oranye berhubungan dengan kegembiraan dan keceriaan, terkait dengan libido, kreativitas, Ketahanan, semangat, toleransi. Warna ini digunakan untuk mengatasi depresi dan kelainan ginjal dan paru, seperti asma, bronchitis, obstipasi, masalah Organ seks, kandung kemih, keseimbangan cairan tubuh, metabolisme. Warna pelengkapnya adalah biru.
  3. Kuning
    Berhubungan dengan cakra solar plexus yang mempengaruhi intelektual dan pengambilan keputusan. Warna kuning dapat menstimulasi konsentrasi, terkait dengan keseimbangan psikis, aktivitas mental, ambisi, kemauan. Warna ini dapat digunakan untuk mengobati penyakit artritis dan dapat mengurangi keluhan penyakit yang berhubungan dengan stress, kejang otot,hipoglikemia, hipertiroid, batu empedu, Hati, Pancreas, Pencernaan, Metabolisme. Warna pelengkapnya adalah ungu.
  4. Hijau
    Berhubungan dengan cakra jantung. Hijau merupakan warna yang alami dan menunjukan kemurnian, kasih sayang, kesegaran dan harmoni. Warna ini dapat dikatakan penyembuh yang luar biasa. Hijau digunakan untuk menyeimbangkan dan menstabilisasi energi tubuh, berkaitan dengan kelenjar Thymus, jantung, paru-paru, sirkulasi darah, imunitas
  5. Biru
    Berhubungan dengan cakra tenggorokan yang bersifat ekspresif, komunikasi, tanggung jawab, dan pendengaran batin. Warna biru merupakan warna yang menenangkan, berkaitan dengan kelenjar Thyroid, pita suara, dan suhu tubuh serta sangat baik digunakan untuk mengatasi insomnia, gastritis, artritis, nyeri pinggang bawah, sakit tenggorokan, asma dan migren. Warna pelengkapnya adalah oranye.
  6. Indigo/Nila
    Berhubungan dengan chakra dahi yang berperan dalam kontrol dan pemahaman. Warna nila merupakan warna yang tenang dan pasif, berkaitan dengan seluruh isi kepala, penglihatan, penciuman pendengaran dan keseluruhan sistem syaraf dan endokrin. Digunakan untuk mengatasi kegelisahan, kejenuhan, amarah, juga untuk mengatasi nyeri pundak dan sakit kepala.
  7. Ungu
    Merupakan warna dari cakra mahkota dan berhubungan dengan energi dari fungsi tertinggi pikiran. Berkaitan dengan kelenjar Pituitary, Otak, Sistem Syaraf pusat Warna ini sering digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri, Ilham, Estetika, Cita-cita luhur, Spiritualitas dan mengurangi rasa ketidakberdayaan. Sering digunakan untuk mengobati kelainan mental dan saraf, juga dapat menekan nafsu makan, dan dapat digunakan untuk migren.
  8. Hitam
    Warna ini seringkali digunakan untuk menekan nafsu makan. Bagi mereka yang berencana untuk menurunkan berat badan dapat mencoba dengan menggunakan kain alas meja berwarna hitam.

Bila anda tidak berencana untuk pergi ke praktisi terapi warna , gunakan naluri untuk memilih warna yang menurut Anda dapat membuat tubuh lebih rileks dan tenang. Janganlah ragu untuk menggunakan warna tersebut. Anda dapat pula menggunakan warna-warna dengan fungsi tertentu yang telah disebutkan di atas. Beberapa teknik terapi warna yang dapat Anda lakukan sendiri di rumah adalah :

  1. Penyembuhan pelangi : teknik ini sangat sederhana dan murah . Prinsipnya : air ketika terkena sinar matahari di dalam wadah yang berwarna (misalnya botol yang berwarna) maka akan menerima energi vibrasi dari warna tersebut. Anda dapat membeli wadah atau botol dalam beragam warna atau secara mudah Anda dapat menggunakan botol yang bening dan melapisinya dengan plastik kaca warna tertentu. Minumlah air ini dengan interval yang teratur sepanjang hari.
  2. Pernafasan warna : teknik ini merupakan salah satu bentuk teknik visualisasi. Anda dapat membayangkan menghirup dan menghembuskan warna tertentu. Teknik ini dapat Anda lakukan sebelum tidur atau saat Anda bangun pagi hari.
  • Carilah tempat yang nyaman untuk duduk atau berbaring.
  • Bernafaslah dalam , teratur dan perlahan.
  • Bayangkan diri anda dikelilingi oleh warna tertentu yang anda inginkan.
  • Saat Anda bernafas, bayangkan tubuh anda menghirup warna ini dan bayangkan warna tersebut menyebar di seluruh tubuh anda.
  • Saat Anda menghembuskan nafas bayangkan Anda menghembuskan warna pasangannya (seperti saat Anda menghirup nafas berwarna biru maka hembuskan warna oranye. Warna kuning dengan ungu muda, hijau dengan ungu tua ).

Selain kedua teknik di atas Anda dapat pula menata kembali ruangan anda dengan warna yang sesuai, Misalnya saja Anda dapat memulainya dengan mengganti warna sprei maupun sarung bantal dengan warna biru bila saat ini Anda menderita stress dan ketegangan. Penampilan warna biru membuat pekerja lebih produktif, disiplin dan tenang dibanding yang bekerja di ruang warna – warna lainnya. Sangatlah cocok jika warna biru digunakan untuk ruang kerja Anda. 

Warna dingin gradasi hijau dan biru menciptakan efek menenangkan pada ruang kerja, ruang membaca, atau kamar tidur, sesuai untuk penghuni aktif yang perlu “didinginkan”. Warna gradasi hijau sering digunakan untuk memperkuat kesan segar dan alami di dalam rumah, terutama pada ruang tamu, ruang makan atau teras belakang. Hal ini dapat diperkuat dengan penataan taman depan dan atau taman belakang dengan aneka tanaman bunga berwarna senada. Peletakkan pot-pot tanaman pun dapat memperkuat kesan tersebut. 

Di sisi lain, warna cerah gradasi kuning, oranye, dan merah menstimulasi dan cocok digunakan untuk ruang keluarga, ruang bermain, ruang tamu, dapur, dan teras, sesuai untuk penghuni pasif yang perlu “dirangsang”. 

Warna oranye pada lantai, dinding dan perabotan, berpadu putih pada plafon, kusen pintu dan jendela, akan menghadirkan suasana senja. Suasana ini identik dengan kedamaian dan kesunyian yang memberikan efek menenangkan pada ruang keluarga atau kamar mandi. 

Pemakaian warna merah, oranye, dan coklat pada ruang tamu, ruang kerja atau ruang keluarga, dapat menciptakan kesan romantis, eksotik, dan misterius. Pajangan bingkai foto keluarga atau momen istimewa lainnya, lukisan, dan tanda penghargaan pada dinding ruang tersebut akan mempertegas warna-warni kenangan perjalanan hidup penghuni rumah. 

Perpaduan warna ceria merah, oranye, dan kuning, serta diselingi putih akan menghangatkan ruang dapur bersih yang menyatu dengan ruang makan dan “mengundang”penghuni datang menyantap makanan bersama keluarga. 

Pemakaian warna jingga dapat membantu melancarkan interaksi sosial. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan desain interior di New York, orang – orang lebih bersemangat di lingkungan berwarna jingga dibandingkan pada lingkungan berwarna merah atau biru.

Pemilihan gradasi warna coklat tanah pada ruang tamu dan ruang keluarga, dengan warna gelap untuk lantai (simbol tanah/bumi), warna sedang pada dinding dan perabotan kursi, meja, dan lemari (simbol pepohonan, bukit, pegunungan), serta warna terang plafon (simbol langit) merupakan upaya menghadirkan suasana alam ke dalam rumah. 

Suasana alam yang tenang dan nyaman tersebut mampu menghilangkan stress, terutama bagi mereka yang tinggal di kota metropolitan dan sangat sedikit nuansa alam di tengah kota. 

Warna ungu yang bersifat menenangkan dapat menstimulasi penyembuhan emosional penghuni rumah, yang bisa digunakan pada ruang keluarga. Penggunaan warna lavender (ungu muda) pada kamar tidur dapat membantu si penghuni untuk memperoleh tidur malam yang nyenyak. 

Jadi dalam kehidupan sehari-haripun anda dapat mempraktekkan terapi warna melalui busana dan asesoris yang anda kenakan. Misalnya, bagi anda yang merasa kurang percaya diri, kenakanlah busana dan asesoris yang berwarna serba biru.

Bagi mereka yang kurang bergairah, dan kurang bersemangat, saya sarankan anda menggunakan busana dan asesoris yang serba merah atau orange ! Gampang, bukan!?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar