Kamis, 09 Oktober 2014

antara istilah 'KRISTAL' dan 'Sifat Tembus Cahaya' (transparent, translucent, dan opaque)


Jumlah cahaya yang mampu menembus/melewati batuan mineral menentukan tingkat transparansi batuan tersebut, seperti ini :
  • Cahaya mampu melewati batuan mineral disebut "transparent" (transparan); 
  • Cahaya mampu melewati sebagian batuan mineral disebut "translucent" (tembus keburaman); 
  • Cahaya tidak mampu untuk menembus batuan mineral disebut "opaque" (tidak tembus sinar). 
Batuan mineral jenis tertentu dapat menunjukkan lebih dari satu tingkat transparansi, pada kenyataannya mineral yang paling transparan pun dapat menunjukkan 'tembus sinar sebagian' (translucent). Serat, inklusi dan pengotoran dapat menurunkan transparansi suatu batuan mineral. Banyak diantara batuan mineral menunjukkan beberapa bentuk yang benar-benar bersifat transparan dan disisi lain banyak pula yang benar-benar buram. 

Lalu, apa hubungannya dengan penggunaan istilah 'kristal'?
Masyarakat perbatuan kita telah salah kaprah bahwa batuan yang bersifat 'transparent' atau 'translucent' disebut 'kristal'.....
Penempatan istilah yang cukup fatal antara 'sifat' mineral dan 'bentuk' mineral: 

Tabel Sistem Kristal

No
Sistem Kristal
Sudut dan Panjang Sumbu
1
Kubik
a = b = c; α = β = γ = 90° 
2
Tetragonal
a = b ≠ c; α = β = γ = 90° 
3
Orthorombik
a ≠ b ≠c; α = β = γ = 90°
4
Trigonal
a = b = c; α = β = γ ≠ 90°
5
Hexagonal
a = b ≠c; α = β = 90°; γ = 120°
6
Monoklinik
a ≠ b ≠c; α = γ = 90° ≠ β ≥ 120°
7
Triklinik
a ≠ b ≠c; α ≠ β ≠ γ = 90°

NB : lewati saja tabel ini jika anda bingung :-p



Kristal dapat terbentuk dari proses pengendapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan dan terbentuklah kristal. Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung pada dua faktor penting, yaitu laju pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal. Laju pembentukan inti dapat dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam satuan waktu. Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal yang akan terbentuk tetapi dengan ukuran yang kecil. Sedangkan jika laju pertumbuhan kristal tinggi, maka akan didapatkan kristal dengan ukuran yang tinggi (Vogel, 1979)

Kristal Batu Ginjal
Meskipun istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari, "kristal" merujuk pada benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali indah dipandang mata. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh kristal.

Struktur Kristal Berlian

Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas, seperti efek feroelektrik atau efek piezoelektrik. Kelakuan cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika kristal. Dalam struktur dielektrik periodik serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan seperti yang dijelaskan dalam kristal fotonik




Chalcedony - microcrystalin
Jika kita mengacu pada batuan mineral, istilah 'kristal' akan terbagi menjadi dua, yaitu: makrokristalin dan mikro(kripto)kristalin. Untuk batuan mineral yang jelas terlihat dengan mata telanjang 'bentuk' kristal-nya maka disebut makrokristal; untuk melihat bentuk kristal pada mikro atau kripto-kristalin diperlukan mikroskop (misalnya pada jenis chalcedony)..

Serat Chalcedony
Jadi kesimpulannya semua batuan mineral 'boleh' dikatakan 'kristal', baik yang tembus sinar (transparent dan translucent) maupun yang tidak tembus sinar (opaque), sebab kita ketahui bahwa batuan mineral biasanya tersusun dari kristal-kristal yang tidak terlihat oleh mata telanjang.




Pada ilustrasi gambar ditunjukkan bentuk makrokristalin (tampak jelas bentuk kristalnya) dari jenis batuan quartz yang ditemukan di salah satu tambang pegunungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar