Senin, 13 Oktober 2014

Pengaruh Zat Asam pada Batuan Mineral


Banyak situs atau blog yang menganjurkan penggunaan tehnik-tehnik tertentu guna ‘mempercantik’ perhiasan yang terbuat dari batu alam dengan berbagai ‘perlakuan’ (treatment) tertentu misalnya dengan merendam batu ini dalam ‘ramuan’ mengandung zat asam, misalnya pada batu yang tengah populer saat ini Bacan sambil berusaha menghilangkan flek hitam pada batuan, kemudian apa sebenarnya unsur mineral yang terkandung pada flek hitam tersebut apakah unsur mangan?, besi?, roscoelite?, timah hitam? atau montroseite? atau unsur yang mana?

Batu Bacan adalah Chrysocolla dengan warna biru langit hingga hijau-kebiruan, struktur kimia tembaga yang mempengaruhi warna batu ini. Tidak jarang lebih dari satu warna (multicolor) dengan materi inklusi atau urat matriks berwarna hitam dan coklat. Sebetulnya secara umum Chrysocolla kurang banyak dimanfaatkan sebagai gemstone hal ini disebabkan karena tingkat kekerasan yang rendah dan kurang baik daya-tahannya. Untuk layak digunakan sebagai gemstone seringkali dilapisi atau dicampur dengan bahan quartz (kwarsa) yang lebih keras, faktor kekerasan dan kepadatan inilah yang menjadikannya layak digunakan sebagai gemstone.

Karena karakter warnanya (pada batuan rough) yang mirip dengan batu ‘pirus’ maka wajardan normal jika batu bacan menampilkan ‘flek hitam’ yang seolah mengotori penampilannya, lalu mengapa harus dihilangkan? Banyak yang menganjurkan cara menghilangkan noda hitam pada batu bacan ini dengan menggunakan, mis. zat asam dengan merk tertentu, air jeruk (5%-6% terdiri dari asam sitrat), air hujan (asam karbonat), cuka (asam asetat, asam etanoat), cairan yang mengandung alkohol, hingga ke zat asam yang bersifat keras yaitu HCl (asam klorida) ada pula yang menganjurkan dengan merendamnya dengan air aki (lead-battery) yang mengandung H2So4 (asam sulfat) atau dengan memanfaatkan air kelapa, kita ketahui air kelapa jika terfermentasi akan berubah menjadi asam cuka (asam asetat). Pada dasarnya semua zat yang mengandung asam tersebut mampu mempengaruhi unsur pada batuan.

Di kalangan ahli geologi, pengujian pengaruh zat asam pada batuan (acid test) merupakan hal yang lumrah untuk menguji mineral karbonat (CO32-), uji asam ini dilakukan dengan meneteskan pelarut asam klorida (HCl) pada batuan mineral tertentu dengan mengamati gelembung karbondioksida yang terbebaskan dari hasil reaksi kimianya. Gelembung tersebut menunjukkan adanya mineral karbonat seperti pada kalsit (kapur) atau dolomite atau salah satu mineral di bawah ini:

Mineral
Unsur Kimia
Reaksi pada Suhu Dingin
Reaksi pada Suhu Hangat
Aragonite
CaCO3
Kuat
kuat
Azurite
Cu3(CO3)2(OH)2
Ya
kuat
Calcite
CaCO3
Kuat
kuat
Dolomite
(CaMg)(CO3)2
Lemah
ya
Magnesite
MgCO3
sangat lemah
lemah
Malachite
Cu2CO3(OH)2
Ya
ya
Rhodochrosite
MnCO3
Lemah
ya
Siderite
FeCO3
sangat lemah
lemah
Smithsonite
ZnCO3
Lemah
ya
Strontianite
SrCO3
Ya
ya
Witherite
BaCO3
Lemah
lemah


Gelembung karbondioksida ini bisa sangat lemah sehingga kita perlu mengintipnya dengan kaca pembesar atau bisa saja sangat banyak, kuat dan terlihat dengan mata telanjang, hal ini tergantung dari kuat atau lemahnya kehadiran jenis mineral karbonat, ukuran partikel karbonat dan suhu zat asam.


Perlu diperhatikan bahwa batuan mineral karbonat bisa sangat reaktif, bahkan bahan lainnya bisa sangat reaktif pada zat asam bersuhu dingin, salah satunya adalah kalsit (CaCO3). Mineral karbonat yang berbeda akan memiliki reaksi yang berbeda pula terhadap asam klorida, secara umum relatif reaksi dapat dilihat pada tabel di atas. Jika reaksinya lemah dan sangat lambat kita harus cukup bersabar mengamatinya.

Pengujian batuan dengan zat asam diatas hanyalah merupakan gambaran umum bahwa batuan mineral dapat bereaksi terhadap zat yang cukup berbahaya bagi manusia ini, oleh sebab itu kehati-hatian sangat diperlukan saat kita mulai ‘bereksperimen’ dengan berbagai ramuan yang banyak diterangkan di berbagai forum tips & tricks dalam rangka mempercantik perhiasan batu yang kita miliki. Dikhawatirkan, seperti halnya operasi plastik, alih-alih menjadi cantik koleksi batuan kita malah menjadi rusak, tidak indah lagi atau seolah tidak alamiah (natural) lagi, sebab batuan yang berkualitas baik biasanya hanya melalui proses pemotongan, penggosokan dengan gerinda, dan terakhir pemolesan, dengan tanpa treatment tambahan lain.

Kembali ke ‘flek hitam’ yang terdapat pada batu bacan, lalu unsur mineral apa yang terkandung didalamnya, seandainya mangan? maka kita harus memahami karakteristik mangan selain memahami karakteristik Chrysocolla (batu bacan) itu sendiri sebagai batu utamanya, mampukah zat asam melarutkan ‘noda’ tersebut dengan tanpa merusak  warna atau kualitas batu itu sendiri.

Sehubungan dengan perlakuan (treatment) semacam ini, apakah koleksi batu kita masih dianggap natural? apa bedanya dengan proses pemanasan hingga beberapa derajat celcius (heat treatment) untuk mengubah warna pada suatu jenis batuan.

Air hujan (asam karbonat) merupakan asam organik dan termasuk asam lemah, semua hujan pada dasarnya merupakan ‘hujan asam’. Saat karbondioksida (CO2) larut dalam air (H2O) maka akan menghasilkan asam karbonat (H2CO3), seperti kita meniup air dalam gelas dengan menggunakan sedotan limun, maka terciptalah air hujan (asam karbonat) dengan rumus: CO2+ H2O = H2CO3

19 komentar:

  1. Lantas bagaimana? Larutan apa yang terbaik untuk memperindah penampilan batu bacan kita??? Dan bagaimana langkah-langkahnya ??? Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pergi ke rawa bening bawa duit seratus ribuan 5 gepok
      Pasti akan mendapatkan batu bacan yang indah ��

      Hapus
  2. Bagaimana cr menhilangkannya mhn penceeahnnya

    BalasHapus
  3. Bagaimana cr menhilangkannya mhn penceeahnnya

    BalasHapus
  4. solusi utk bacan lalu apa pak?

    BalasHapus
  5. Kasih bensin trus dibkar,djmin 100% psti brubah..hehe

    BalasHapus
  6. Plek hitam pada bacan itu inclution dan merupakan ciri khas bacan,namun jika ingin di hilangkan caranya sangat sederhada,ambil batu bacan anda dan arahkan ke sinar matahari lansung pada jam 12 siang. jika masih belum coba di lempar sekuat kuatnya di jamin hitam dan bacannya hilang.

    BalasHapus
  7. omong doang solusinya kaga ada ga mutu...

    BalasHapus
  8. banyak yang terlalu bernafsu terhadap bacan, sedangkan mutu bahan dan umur sama sekali dikesampingkan. apa yang kami uji bersama gemologiest menggunakan sampel dengan kandungan Cu 65% up.
    jika anda mempunyai bahan dengan kualitas yang sama, anda bisa membuat mutu bahan yang anda punyai naik, coba anda sangrai sendiri biji kemiri .... anda sangrai sendiri .... bukan beli!!! rawat bacan anda dg merendamnya selama seharian di hari pertama, kemudian tiriskan, rendam lagi sambil dijemur di matahari pkl 11 - 15 wib.
    Proses ini butuh waktu 2 bulan. jadi, jika anda hanya penjual batu yg berorientasi pada duit, dan bukan pecinta batu, lupakan semua ini
    terima kasih

    BalasHapus
  9. sini yang mau beli ilmu teridment batu bacan sama saya aja 100% dijamin
    harga lumayan mahal,... dapet alat,cairan dan cara kerja nya no tipu" langsung ketemuan aja,....lokasi jakarta timur
    minat hub : 082210852769

    BalasHapus
  10. trims,,,, dapat banyak masukan soal kimia terhadap zat kapur dan sejenisnya

    BalasHapus
  11. itu maksudnya batu bacan nya direndam dengan minyak kemiri hasil sangrai tadi ya? lalu itu ditiriskan berapa lama sebelum dijemur?

    BalasHapus
  12. Gunkana asam klorida (CCl) kan dah disebut dsana mah.... Secara tidak langsung tes adanya karbonat (kapur) bisa mengjilangkan kapur tu,sama seperti pil yg dimasukkan dalam air akan berraksi kemudian lama2 menghilanh

    BalasHapus
  13. Kasi aj asam klorida dicampur kaporit..ntar juga ilang..kl ga kasi aj cuso4 or h2so4

    BalasHapus