Saya mengutip catatan yang dibuat oleh Mr
Dan Daum, orang pertama yang membawa pengetahuan orgonite ke Indonesia, dalam
kutipannya tentang pengaruh Cloudbuster sebagai berikut ....
Dan Daum
Steven J Smith membahas tentang pengaruh CB pada angkasa :
Steven J Smith membahas tentang pengaruh CB pada angkasa :
Energi Orgone muncul dalam bentuk muatan ion pada
uap air di angkasa.
Pada umumnya uap air terdiri dari molekul H2O.
Tetapi akibat paparan sinar matahari, dan medan magnetik planet, beberapa
molekul air akan terlepas (terpisah) menjadi ion H+ dan OH-. Ion adalah suatu
atom (atau molekul) yang memiliki kelebihan satu (-) atau kekurangan satu (+)
elektron dibandingkan molekul jenis normal (tanpa muatan).
Pada kasus ini, bila molekul air terpisah, dan
elektron yang biasanya bergabung dengan atom hydrogen (H), tetap “terkunci”
pada molekul air yang tersisa (OH). Maka hasilnya ada satu H- dan satu OH-
sebagai sepasang ion.
Pada dasarnya ion tidak bertindak menyamai muatan
listrik bebas (elektron). Satu hal yang membedakan, mereka tidak bisa
“dialirkan” pada konduktor logam (seperti listrik umumnya). Keunikan lainnya
dari pasangan ion air adalah dari cara mereka menyerap dan melepas energi.
Khususnya, ion OH- yang bertindak sebagai MASER. Ini dapat disamakan dengan
gelombang mikro dari LASER.?*konduktor = bagian tembaga pada kabel.
Karena energi diambil untuk memecah molekul uap
air menjadi ion H+ dan OH-, maka akan ada energi dilepaskan sesaat sebelum
molekul awal (tanpa muatan) H2O kembali terbentuk. Walaupun demikian, fenomena
lain dapat muncul akibat ketidakseimbangan jumlah antara ion H+ dan OH-. Jika
ini terjadi, maka kelebihan H+ atau OH- yang tersisa menyebabkan polusi.
Dugaan saya adalah bahwa kelebihan ion H+ (di
angkasa) adalah yang disebut oleh peneliti orgone sebagai DOR, dan kelebihan
ion OH- (di ang kasa) adalah yang disebut oleh peneliti orgone sebagai POR.
Yang saya ketahui dari penelitian sebelumnya bahwa
pada tubuh manusia (yang hidup) dilingkupi oleh medan listrik. Saya pernah
mengukur medan listrik langsung menggunakan peralatan elektronik standar
(sebuah osiloskop). Pengukuran dilakukan tanpa terjadi kontak langsung (fisik)
dengan subjek percobaan. Saya dapat melihat pernafasan dan detak jantung
mempengaruhi pergerakan medan magnet. Mamalia lain (yang hidup) juga
menghasilkan medan magnet. Dan medan ini lenyap (menghilang) saat mamalia mati…
Medan listrik kehidupan selalu memiliki orientasi
dan kutub yang sama. Maka satu jenis ion dari uap air akan memperluas medan,
sedangkan jenis lainnya akan bertindak sebaliknya. Berdasarkan medan kutub,
maka ion negative (OH-) akan memperluas medan listrik kehidupan.
Selanjutnya, proses apa yang bisa membuat ketidakseimbangan
rasio H+ terhadap OH- pada uap air di angkasa? Ya, satu hal yang terlintas di
pikiran adalah campur tangan dalam penambahan bahan kimia (pada bagian atas
angkasa) yang memiliki kemiripan dengan salah satu ion, sehingga saju jenis ion
lebih banyak dibandingkan jenis lainnya. (Chemtrail)
DAN efek ini bisa diperkuat dengan campur tangan
untuk membanjiri angkasa dengan radiasi gelombang mikro yang diatur untuk
memecah molekul air menjadi ion H+ dan OH-, sehingga memperbanyak proses alami
yang menghasilkan ion tersebut. (Tower telekomunikasi)
Bagi saya, kunci untuk membuktikan adalah bila
uap air angkasa bisa mengendap (hujan, salju, es, dll), sebaliknya H+ dan OH-
tidak bisa. Kabut putih yang anda sebutkan adalah air (ion) yang terpecah, dan
daerah langit biru yang “dibersihkan” adalah daerah dimana ion-ion tidak cukup
tebal untuk dianggap sebagai “kabut”.
Dari pengalaman sebelumnya, kita mengerti bahwa
cara kerja CB adalah sama dengan EM (Elekto Magnetik, bayangkan cara kerja
medan listrik), bukan bersifat partikuler (bayangkan gerakan sebaran partikel
debu) sehingga diasumsikan kubah logam bisa menghalangi kerja CB Croft, tetapi
tidak dengan kayu dan plastik.
Maka, CB tidak mungkin bereaksi langsung dengan
ion-ion, karena reaksi ion di alam sifatnya partikuler. Dengan kata lain, ion
tidak bisa menembus plastic atau kayu, sedangkan untuk radiasi EM dapat
melewati plastic dan kayu, tetapi tidak bisa menembus logam.
Walaupun demikian, logam atau materi konduksi
lainnya dapat memantulkan radiasi EM (bayangkan prinsip kerja radar). Maka kita
mengerti, bahwa ada lapisan konduksi di bagian atas angkasa yang disebut
ionosfer dan gelombang radio dapat terpantul dari lapisan ini (ini adalah awal
penemuan radio).
Jadi…Kita mengerti bahwa ada lapisan tebal dari
pecahan uap air (ion H+ dan OH-) yang terjebak diantara lapisan atas (ionosfer
yang memantulkan EM), dan lapisan bawah yang dibanjiri radiasi microwave
(menara seluler). Dan seperti yang telah saya tunjukkan, butuh energi untuk
memisahkan molekul jadi ion, dan energi HARUS dikeluarkan (dihilangkan) sebelum
ion dapat bergabung kembali menjadi molekul air. DAN bila ion tidak menyatu
menjadi molekul air, maka mereka tidak dapat mengendap di angkasa membentuk
hujan…
Tetapi energi terjebak…Tidak ada pelepasan…Walaupun
demikian, ketika ada kehadiran CB di alam, maka kabut putih kembali menjadi
awan normal, dan langit kembali menjadi warna biru tua yang indah.
Maka, CB pasti telah menghilangkan (mengalirkan
keluar) energi yang tersimpan di ion-ion H+ dan OH-, sehingga memungkinkan
mereka bergabung kembali menjadi uap air. Dan karena angkasa telah super jenuh
dengan pecahan (ionisasi) molekul air (karena ion tidak bisa mengendap), segera
setelah keberadaan CB di alam, maka yang terjadi berikutnya adalah hujan…
Kita telah diberitahu bahwa Orgonite ‘menyerap
DOR dan mengubahnya menjadi POR’ padahal gambaran sebenarnya sedikit lebih
rumit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar