Rabu, 16 Juli 2014

Bahayanya Radiasi Elektromagnetik untuk Makhluk Hidup


Telah ada banyak publisitas dalam beberapa tahun terakhir tentang bahaya Radiasi ElectroMagnetic (EMR) tapi sedikit yang mengerti tentang sifat bahayanya dan mengapa kesehatan organisme hidup berkurang sehingga serempak oleh prevalensi EMR. Kita telah tahu bahwa alat elektronik di sekitar kita memancarkan radiasi elektromagnetik. 

Alat-alat elektronik yang diciptakan untuk memudahkan kehidupan justru menjadi alat yang paling dekat untuk menghancurkan kehidupan itu sendiri. Sebut saja alat elektronik yang paling dekat dengan kita dan paling terkenal memancarkan radiasi seperti laptop dan wifi, handphone, komputer dan televisi. Walaupun masih ada banyak alat elektronik yang memancarkan radiasi seperti microwave, sutet, BTS,  tapi kita tak tiap hari bersentuhan dengannya.


Laptop dan perangkat Wi-fi

Berbeda dengan komputer PC, laptop terlihat praktis apalagi bisa dibawa kemana-mana. Tahukah anda bahwa semua jenis monitor termasuk laptop, komputer dan TV pun memancarkan radiasi yang hebat. Dalam sebuah riset ditemukan pada 30.000 kasus pada pekerja komputer tahun 1969, kasus mayoritas yang terjadi adalah selain kanker otak juga gangguan sistem saraf pusat manusia juga menyebabkan kematian.

Saat ini kehadiran laptop banyak dilengkapi dengan Wi-fi ( wireless fidelity ) yang lebih dikenal sebagai jaringan lokal nir kabel, dengan Wi-fi orang bisa masuk ke jaringan internet tanpa harus repot menyambungkan kabel dari komputer ke line telepon. Dibalik kemudahan yang ditawarkan Wi-fi ada dampak negatif terhadap kesehatan, diantara bahaya yang ditimbulkannya adalah mengakibatkan nyeri kepala, insomania, mual-mual terutama bagi mereka yang electrosensitif.

Menurut temuan Panorama, tingkat radiasi yang dipancarkan perlengkapan Wi-Fi pada satu sekolah di Norwich yang memiliki lebih dari seribu murid lebih tinggi ketimbang tingkat radiasi yang dipancarkan dari menara transmisi operator telepon seluler umumnya. Pengukuran Panorama menunjukkan kekuatan sinyal Wi-Fi di dalam ruang kelas itu tiga kali lebih kuat daripada intensitas radiasi dari menara ponsel. Temuan ini dianggap signifikan karena anak-anak memiliki tengkorak yang lebih tipis ketimbang orang dewasa dan masih dalam tahap pertumbuhan. Pengujian menunjukkan bahwa anak-anak menyerap radiasi yang lebih banyak daripada orang dewasa.

Efek radiasi bagi kesehatan, menurut Profesor Olle Johansson dari Karolinska Institute in Swedia, yang diwawancarai Panorama, “Jika melihat literatur, Anda bisa temukan sejumlah efek radiasi, seperti kerusakan kromosom, berdampak pada kapasitas konsentrasi dan menurunnya memori jangka pendek, serta meningkatnya kejadian berbagai tipe kanker.” Radiasi sangat mengganggu jaringan tubuh manusia terutama pada kulit, telinga, mata, sistem syaraf dan menyebabkan gangguan sel yang menyebabkan mutasi gen.


Handphone

Alat komunikasi yang satu ini ternyata memiliki radiasi tertinggi, namun tak ada satu pun yang bisa meninggalkannya. Makin tahun makin canggih yang keluar, yang terakhir adalah jenis smartphone. Diciptakannya alat tersebut tentunya bertujuan untuk mempermudah anda dalam berkomunikasi, dokumentasi, hiburan, game dan mempermudah pekerjaan anda. 

Alasan itulah yang membuat industri ponsel pintar semakin laris manis di pasaran bahkan kebutuhan itu cenderung meningkat, hingga saat ini hampir setiap orang mempunyai handphone, bukan hanya satu tapi bisa mempunyai 2-3 handphone. 

Sudah ada begitu banyak penelitian tentang begitu bahayanya radiasi yang ditimbulkan oleh Handphone. Ada 4 efek terkenal akibat radiasi handphone ini :

Mengurangi produksi sperma


Bagi anda kaum pria sebaiknya anda mengetahui bahwa radiasi hp bisa mengurangi produksi sperma anda. Banyak penelitian ilmiah yang menyatakan bahwa produksi pemakaian hp bisa mempengaruhi produksi sperma menjadi berkurang dan juga mengurangi kualitas sperma itu sendiri. Sperma menjadi tidak subur sehingga mengurangi prosentase melahirkan keturunan. Beberapa studi menunjukkan bahwa pria yang terbiasa menaruh hp di saku celana dan ikat pinggang cenderung memiliki sperma yang lebih sedikit dan kurang berkualitas.

Bagi ibu hamil dan anak-anak

Bagi para wanita yang sedang mengandung lebih baik hindari pemakaian hp secara berlebihan atau rutin. Hal ini karena radiasi yang diakibatkan oleh hp akan mengganggu pembentukan janin dalam kandungan. Beberapa penelitian ilmiah mendapatkan hasil bahwa radiasi hp dapat menggangu perkembangan otak janin dan menimbulkan perilaku hiperaktif ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Perilaku hiperaktif adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Otak pada janin juga menyebabkan kemampuan otak menjadi lemah khususnya daya ingat. 

Wanita yang menggunakan HP ketika hamil memiliki kecenderungan melahirkan anak-anak dengan masalah tingkah laku berdasarkan studi terhadap lebih dari 13.000 anak-anak, meskipun hanya 2 atau 3 kali dalam sehari cukup untuk menimbulkan resiko bayi mereka terkena penyakit hiperaktif dan bisa mengalami kesulitan dalam pemahaman/proses belajar, emosi dan sosialisasi anak pada saat sekolah.

Anak-anak dan bayi karena jaringan tubuh dan otak mereka yang masih muda masih sangat sensitif terhadap radiasi HP . Terlebih lagi bayi, tentu  jauh lebih sensitif  bahkan tidak bisa menahannya. Sudah ada peringatan oleh karena adanya efek samping dari radiasi frekwensi radio anak-anak di bawah umur delapan tahun seharusnya menggunakan telepon selular hanya dalam keadaan darurat dan para remaja perlu membatasi panggilan untuk kurang dari 10 menit.

Mengganggu ingatan manusia

Pernahkah anda menelepon dalam waktu yang lama dan hp anda menjadi hangat / panas? Nah, di situlah radiasi yang paling banyak dari hp. Saat anda menelpon cukup lama, maka hp akan mencari sinyal secara terus-menerus dan menyebabkan radiasi. Bagi anda yang terbiasa telpon dengan menempelkan pada telinga, maka di situlah potensi daya ingat anda akan berkurang. Usahakan anda menelpon dengan menggunakan handset atau loudspeaker agar hp tidak begitu dekat dengan anggota tubuh. Selain itu, penggunaan hp bagi anak-anak dapat merusak sel otaknya karena otak anak masih dalam tahap perkembangan. 

Menyebabkan kanker otak

Penggunaan ponsel dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kanker otak, khususnya yang sering menelpon dan ditempelkan di telinga / wilayah kepala. Radiasi ponsel dikategorikan sama dengan zat karsinogenik berbahaya seperti timbal, asap knalpot, dan kloroform. Para pakar melakukan penelitian dan menemukan bahwa ada peningkatan glioma dan peningkatan resiko kanker otak akustik neuroma bagi pengguna ponsel. Otak manusia dapat dengan mudah ter-radiasi apabila anda menggunakan ponsel dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus. Untuk itu pakailah ponsel seperlunya saja untuk menghindari hal-hal buruk tersebut.


Komputer

Banyak hal yang dapat kita lakukan dengan komputer seperti mengetik, memaninkan musik dan video, mengirim email atau pun bermain games. Tanpa kita sadari setiap kali kita memandang monitor komputer semakin dekat juga kita dengan penyakit rabun mata, katarak, epilepsi. Efeknya baru dirasakan 5 atau 15 tahun kemudian. Efek tersebut merupakan proses yang terjadi secara bertahap yang kebanyakan orang tidak menyadari bahwa resiko tersebut benar-benar terjadi. 

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit tersebut ada beberapa hal yang dapat kita lakukan :
  1. Bila bekerja dengan komputer, setiap ±30 s/d 50 menit,
    istirahatkan mata selama 5 menit, lihat tanaman yang berwarna hijau, lihat objek dengan jarak pandang yang berubah mulai dari yang terdekat sampai terjauh (lihat ke awan), melihat foto saya itu dapat merefresh kembali pandangan kita. Di perusahaan yang berkaitan dengan komputer di LN, malah setiap 50 menit seluruh layar komputer di set auto shut down, untuk mengistirahatkan mata seluruh karyawan sejenak selama 5 menit, apakah di Indonesia juga begitu??
  2. Gunakan monitor LCD (liquid crystal display) dan screen filter untuk mengurangi radiasi komputer. Radiasi yang disebabkan oleh monitor LCD cenderung lebih kecil bila dibandingkan dengan radiasi monitor tabung. 
  3. Sesuaikan setting pada monitor Anda. Cobalah untuk melakukan seting pada cahaya dan contras agar nyaman untuk mata.
  4. Sesuaikan posisi monitor agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Jika letak monitor terlalu tinggi maka akan menggangu suplay udara menuju otak. Posisi yang ideal untuk monitor adalah sejajar dengan mata. 
  5. Jaga jarak Anda dengan monitor. Idealnya, jarak minimal antara mata dengan komputer adalah 45 cm.


Televisi

Selain sebagai media yang sering digunakan sebagai tempat berkumpul keluarga, televisi juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan kita. Sinar biru yang di hasilkan oleh layar televisi dapat menimbulkan luka fotokimia pada retina mata. 

Resiko kerusakan akibat paparan sinar biru lebih besar pada anak dibanding pada orang dewasa karena tingkat kejernihan lensa mata anak lebih tinggi dibanding pada orang dewasa, sehingga lebih banyak sinar biru yang akan ditangkap oleh retina mata anak (sekitar 70 – 80%) dibanding retina mata orang dewasa (sekitar 50%).




Efek Radiasi Terhadap Manusia



Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi: berinteraksi dengan tubuh manusia, atau hanya melewati saja. Jika berinteraksi, radiasi dapat mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses ionisasi atau eksitasi, radiasi akan kehilangan sebagian energinya. Energi radiasi yang hilang akan menyebabkan peningkatan temperatur (panas) pada bahan (atom) yang berinteraksi dengan radiasi tersebut. Dengan kata lain, semua energi radiasi yang terserap di jaringan biologis akan muncul sebagai panas melalui peningkatan vibrasi (getaran) atom dan struktur molekul. Ini merupakan awal dari perubahan kimiawi yang kemudian dapat mengakibatkan efek biologis yang merugikan.


Satuan dasar dari jaringan biologis adalah sel. Sel mempunyai inti sel yang merupakan pusat pengontrol sel. Sel terdiri dari 80% air dan 20% senyawa biologis kompleks. Jika radiasi pengion menembus jaringan, maka dapat mengakibatkan terjadinya ionisasi dan menghasilkan radikal bebas, misalnya radikal bebas hidroksil (OH), yang terdiri dari atom oksigen dan atom hidrogen. Secara kimia, radikal bebas sangat reaktif dan dapat mengubah molekul-molekul penting dalam sel.

Setidaknya ada dua cara bagaimana radiasi dapat mengakibatkan kerusakan pada sel. Pertama, radiasi dapat mengionisasi langsung molekul DNA sehingga terjadi perubahan kimiawi pada DNA. Kedua, perubahan kimiawi pada DNA terjadi secara tidak langsung, yaitu jika DNA berinteraksi dengan radikal bebas hidroksil. Terjadinya perubahan kimiawi pada DNA tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat menyebabkan efek biologis yang merugikan, misalnya timbulnya kanker maupun kelainan genetik. DNA (deoxyribonucleic acid) merupakan salah satu molekul yang terdapat di inti sel, berperan untuk mengontrol struktur dan fungsi sel serta menggandakan dirinya sendiri.

Pada dosis rendah, misalnya dosis radiasi latar belakang yang kita terima sehari-hari, sel dapat memulihkan dirinya sendiri dengan sangat cepat. Pada dosis lebih tinggi (hingga 1 Sv), ada kemungkinan sel tidak dapat memulihkan dirinya sendiri, sehingga sel akan mengalami kerusakan permanen atau mati.

Sel yang mati relatif tidak berbahaya karena akan diganti dengan sel baru. Sel yang mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel yang abnormal ketika sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal inilah yang akan meningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia akibat radiasi.

Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung pada seberapa banyak dosis yang diberikan, dan bergantung pula pada lajunya; apakah diberikan secara akut (dalam jangka waktu seketika) atau secara gradual (sedikit demi sedikit). Efek radiasi yang langsung terlihat disebut Efek Deterministik, efek ini hanya muncul jika dosis radiasinya melebihi suatu batas tertentu, disebut Dosis Ambang. Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama setelah terkena radiasi, dan umumnya tidak berakibat fatal. Sebagai contoh, katarak dan kerusakan kulit dapat terjadi dalam waktu beberapa minggu setelah terkena dosis radiasi 5 Sv atau lebih.

Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang lama (tidak sekaligus), kemungkinan besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri sehingga tubuh tidak menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun demikian, bisa saja sel-sel tubuh sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat kerusakan tersebut baru muncul dalam jangka waktu yang sangat lama (mungkin berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai periode laten. Efek radiasi yang tidak langsung terlihat ini disebut Efek Stokastik.

Efek stokastik mengacu pada penundaan antara saat pemaparan radiasi dan saat penampakan efek yang terjadi akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk leukimia yang dapat berkembang dalam waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak memperlihatkan efek apapun dalam waktu 20 tahun atau lebih. Salah satu penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah kanker. Penyebab sebenarnya dari penyakit kanker tetap tidak diketahui. Selain dapat disebabkan oleh radiasi pengion, kanker dapat pula disebabkan oleh zat-zat lain, disebut zat karsinogen, misalnya asap rokok, asbes dan ultraviolet. 



Di alam, salah satu efek Radiasi adalah memecah molekul air menjadi ion H + dan OH- dalam bentuk terionisasi sehingga air tidak memiliki energi ikatan yang cukup untuk membentuk titik air. Telah terbukti bahwa tubuh manusia terdiri dari mayoritas air ( 80% ) sehingga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dari hampir semua masalah kesehatan jika memiliki cukup energi. Maka, bila di suatu lingkungan kestabilan molekul air dalam tubuh terganggu oleh radiasi maka kesehatan semua makhluk hidup di daerah tersebut akan menderita.


Efek ini bisa diminimalisir dengan mengubah radiasi elektromagnetik yang berbahaya menjadi bentuk energi yang aman dengan pengenalan kombinasi matriks induktor dan elektrostriksi. Ketika induktor yang berupa insulasi serutan logam dengan cepat menyerap radiasi elektromagnetik, seketika itu pula diconvert menjadi panas dalam proses elektrostriksi dan dilepas dalam bentuk gelombang energi yang aman.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar