Telah ada banyak publisitas dalam beberapa tahun
terakhir tentang bahaya Radiasi ElectroMagnetic (EMR) tapi sedikit yang mengerti
tentang sifat bahayanya dan mengapa kesehatan organisme hidup berkurang sehingga
serempak oleh prevalensi EMR. Kita telah
tahu bahwa alat elektronik di sekitar kita memancarkan radiasi elektromagnetik.
Alat-alat elektronik yang diciptakan untuk memudahkan kehidupan justru menjadi
alat yang paling dekat untuk menghancurkan kehidupan itu sendiri. Sebut saja
alat elektronik yang paling dekat dengan kita dan paling terkenal memancarkan
radiasi seperti laptop dan wifi, handphone, komputer dan televisi. Walaupun
masih ada banyak alat elektronik yang memancarkan radiasi seperti microwave,
sutet, BTS, tapi kita tak tiap hari
bersentuhan dengannya.
Laptop dan perangkat Wi-fi
Berbeda dengan
komputer PC, laptop terlihat praktis apalagi bisa dibawa kemana-mana. Tahukah anda
bahwa semua jenis monitor termasuk laptop, komputer dan TV pun memancarkan radiasi
yang hebat. Dalam sebuah riset ditemukan pada 30.000 kasus pada pekerja
komputer tahun 1969, kasus mayoritas yang terjadi adalah selain kanker otak
juga gangguan sistem saraf pusat manusia juga menyebabkan kematian.
Saat ini kehadiran
laptop banyak dilengkapi dengan Wi-fi ( wireless fidelity ) yang lebih dikenal
sebagai jaringan lokal nir kabel, dengan Wi-fi orang bisa masuk ke jaringan
internet tanpa harus repot menyambungkan kabel dari komputer ke line telepon.
Dibalik kemudahan yang ditawarkan Wi-fi ada dampak negatif terhadap kesehatan,
diantara bahaya yang ditimbulkannya adalah mengakibatkan nyeri kepala, insomania,
mual-mual terutama bagi mereka yang electrosensitif.
Menurut
temuan Panorama, tingkat radiasi yang dipancarkan perlengkapan Wi-Fi pada satu
sekolah di Norwich yang memiliki lebih dari seribu murid lebih tinggi ketimbang
tingkat radiasi yang dipancarkan dari menara transmisi operator telepon seluler
umumnya. Pengukuran Panorama menunjukkan kekuatan sinyal Wi-Fi di dalam ruang
kelas itu tiga kali lebih kuat daripada intensitas radiasi dari menara ponsel. Temuan
ini dianggap signifikan karena anak-anak memiliki tengkorak yang lebih tipis
ketimbang orang dewasa dan masih dalam tahap pertumbuhan. Pengujian menunjukkan
bahwa anak-anak menyerap radiasi yang lebih banyak daripada orang dewasa.
Efek radiasi bagi kesehatan, menurut Profesor Olle
Johansson dari Karolinska Institute in Swedia, yang diwawancarai Panorama,
“Jika melihat literatur, Anda bisa temukan sejumlah efek radiasi, seperti
kerusakan kromosom, berdampak pada kapasitas konsentrasi dan menurunnya memori
jangka pendek, serta meningkatnya kejadian berbagai tipe kanker.” Radiasi
sangat mengganggu jaringan tubuh manusia terutama pada kulit, telinga, mata,
sistem syaraf dan menyebabkan gangguan sel yang menyebabkan mutasi gen.
Handphone
Alat
komunikasi yang satu ini ternyata memiliki radiasi tertinggi, namun tak ada
satu pun yang bisa meninggalkannya. Makin tahun makin canggih yang keluar, yang
terakhir adalah jenis smartphone. Diciptakannya alat tersebut tentunya
bertujuan untuk mempermudah anda dalam berkomunikasi, dokumentasi, hiburan,
game dan mempermudah pekerjaan anda.
Alasan itulah yang membuat industri ponsel
pintar semakin laris manis di pasaran bahkan kebutuhan itu cenderung meningkat,
hingga saat ini hampir setiap orang mempunyai handphone, bukan hanya satu tapi bisa
mempunyai 2-3 handphone.
Sudah
ada begitu banyak penelitian tentang begitu bahayanya radiasi yang ditimbulkan
oleh Handphone. Ada 4 efek terkenal akibat radiasi handphone ini :
Mengurangi
produksi sperma
Bagi
anda kaum pria sebaiknya anda mengetahui bahwa radiasi hp bisa mengurangi
produksi sperma anda. Banyak penelitian ilmiah yang menyatakan bahwa produksi
pemakaian hp bisa mempengaruhi produksi sperma menjadi berkurang dan juga
mengurangi kualitas sperma itu sendiri. Sperma menjadi tidak subur sehingga
mengurangi prosentase melahirkan keturunan. Beberapa studi menunjukkan bahwa
pria yang terbiasa menaruh hp di saku celana dan ikat pinggang cenderung
memiliki sperma yang lebih sedikit dan kurang berkualitas.
Bagi
ibu hamil dan anak-anak
Bagi
para wanita yang sedang mengandung lebih baik hindari pemakaian hp secara
berlebihan atau rutin. Hal ini karena radiasi yang diakibatkan oleh hp akan
mengganggu pembentukan janin dalam kandungan. Beberapa penelitian ilmiah
mendapatkan hasil bahwa radiasi hp dapat menggangu perkembangan otak janin dan
menimbulkan perilaku hiperaktif ADHD (Attention Deficit Hyperactivity
Disorder). Perilaku hiperaktif adalah gangguan perkembangan dalam
peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas yang tidak
lazim dan cenderung berlebihan. Otak pada janin juga menyebabkan kemampuan otak
menjadi lemah khususnya daya ingat.
Wanita
yang menggunakan HP ketika hamil memiliki kecenderungan melahirkan anak-anak
dengan masalah tingkah laku berdasarkan studi terhadap lebih dari 13.000
anak-anak, meskipun hanya 2 atau 3 kali dalam sehari cukup untuk menimbulkan
resiko bayi mereka terkena penyakit hiperaktif dan bisa mengalami kesulitan
dalam pemahaman/proses belajar, emosi dan sosialisasi anak pada saat sekolah.
Anak-anak
dan bayi karena jaringan tubuh dan otak mereka yang masih muda masih sangat
sensitif terhadap radiasi HP . Terlebih lagi bayi, tentu jauh lebih
sensitif bahkan tidak bisa menahannya. Sudah ada peringatan oleh karena
adanya efek samping dari radiasi frekwensi radio anak-anak di bawah umur
delapan tahun seharusnya menggunakan telepon selular hanya dalam keadaan
darurat dan para remaja perlu membatasi panggilan untuk kurang dari 10 menit.
Mengganggu
ingatan manusia
Pernahkah
anda menelepon dalam waktu yang lama dan hp anda menjadi hangat / panas? Nah,
di situlah radiasi yang paling banyak dari hp. Saat anda menelpon cukup lama,
maka hp akan mencari sinyal secara terus-menerus dan menyebabkan radiasi. Bagi
anda yang terbiasa telpon dengan menempelkan pada telinga, maka di situlah
potensi daya ingat anda akan berkurang. Usahakan anda menelpon dengan
menggunakan handset atau loudspeaker agar hp tidak begitu dekat dengan anggota
tubuh. Selain itu, penggunaan hp bagi anak-anak dapat merusak sel otaknya
karena otak anak masih dalam tahap perkembangan.
Menyebabkan
kanker otak
Penggunaan ponsel dalam
jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kanker otak, khususnya yang sering
menelpon dan ditempelkan di telinga / wilayah kepala. Radiasi ponsel
dikategorikan sama dengan zat karsinogenik berbahaya seperti timbal, asap
knalpot, dan kloroform. Para pakar melakukan penelitian dan menemukan bahwa ada
peningkatan glioma dan peningkatan resiko kanker otak akustik neuroma bagi
pengguna ponsel. Otak manusia dapat dengan mudah ter-radiasi apabila anda
menggunakan ponsel dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus. Untuk itu
pakailah ponsel seperlunya saja untuk menghindari hal-hal buruk tersebut.
Komputer
Banyak hal
yang dapat kita lakukan dengan komputer seperti mengetik, memaninkan musik dan
video, mengirim email atau pun bermain games. Tanpa kita sadari setiap kali
kita memandang monitor komputer semakin dekat juga kita dengan penyakit rabun
mata, katarak, epilepsi. Efeknya baru dirasakan 5 atau 15 tahun kemudian. Efek
tersebut merupakan proses yang terjadi secara bertahap yang kebanyakan orang
tidak menyadari bahwa resiko tersebut benar-benar terjadi.
Untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit tersebut ada beberapa hal yang dapat
kita lakukan :
- Bila
bekerja dengan komputer, setiap ±30 s/d 50 menit, istirahatkan mata selama 5 menit, lihat tanaman yang berwarna hijau, lihat objek dengan jarak pandang yang berubah mulai dari yang terdekat sampai terjauh (lihat ke awan), melihat foto saya itu dapat merefresh kembali pandangan kita. Di perusahaan yang berkaitan dengan komputer di LN, malah setiap 50 menit seluruh layar komputer di set auto shut down, untuk mengistirahatkan mata seluruh karyawan sejenak selama 5 menit, apakah di Indonesia juga begitu??
- Gunakan monitor LCD (liquid crystal display) dan screen filter untuk mengurangi radiasi komputer. Radiasi yang disebabkan oleh monitor LCD cenderung lebih kecil bila dibandingkan dengan radiasi monitor tabung.
- Sesuaikan setting pada monitor Anda. Cobalah untuk melakukan seting pada cahaya dan contras agar nyaman untuk mata.
- Sesuaikan posisi monitor agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Jika letak monitor terlalu tinggi maka akan menggangu suplay udara menuju otak. Posisi yang ideal untuk monitor adalah sejajar dengan mata.
- Jaga jarak Anda dengan monitor. Idealnya, jarak minimal antara mata dengan komputer adalah 45 cm.
Televisi
Selain
sebagai media yang sering digunakan sebagai tempat berkumpul keluarga, televisi
juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan kita. Sinar biru yang di hasilkan
oleh layar televisi dapat menimbulkan luka fotokimia pada retina mata.
Resiko kerusakan akibat paparan sinar biru lebih besar pada anak dibanding pada orang dewasa karena tingkat kejernihan lensa mata anak lebih tinggi dibanding pada orang dewasa, sehingga lebih banyak sinar biru yang akan ditangkap oleh retina mata anak (sekitar 70 – 80%) dibanding retina mata orang dewasa (sekitar 50%).
Resiko kerusakan akibat paparan sinar biru lebih besar pada anak dibanding pada orang dewasa karena tingkat kejernihan lensa mata anak lebih tinggi dibanding pada orang dewasa, sehingga lebih banyak sinar biru yang akan ditangkap oleh retina mata anak (sekitar 70 – 80%) dibanding retina mata orang dewasa (sekitar 50%).
Efek Radiasi Terhadap Manusia
Jika radiasi mengenai
tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi: berinteraksi dengan tubuh
manusia, atau hanya melewati saja. Jika berinteraksi, radiasi dapat
mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses ionisasi
atau eksitasi, radiasi akan kehilangan sebagian energinya. Energi radiasi yang
hilang akan menyebabkan peningkatan temperatur (panas) pada bahan (atom) yang
berinteraksi dengan radiasi tersebut. Dengan kata lain, semua energi radiasi
yang terserap di jaringan biologis akan muncul sebagai panas melalui
peningkatan vibrasi (getaran) atom dan struktur molekul. Ini merupakan awal
dari perubahan kimiawi yang kemudian dapat mengakibatkan efek biologis yang
merugikan.
Satuan dasar dari
jaringan biologis adalah sel. Sel mempunyai inti sel yang merupakan pusat
pengontrol sel. Sel terdiri dari 80% air dan 20% senyawa biologis kompleks.
Jika radiasi pengion menembus jaringan, maka dapat mengakibatkan terjadinya
ionisasi dan menghasilkan radikal bebas, misalnya radikal bebas hidroksil (OH),
yang terdiri dari atom oksigen dan atom hidrogen. Secara kimia, radikal bebas
sangat reaktif dan dapat mengubah molekul-molekul penting dalam sel.
Setidaknya ada dua cara bagaimana radiasi dapat
mengakibatkan kerusakan pada sel. Pertama, radiasi dapat mengionisasi langsung
molekul DNA sehingga terjadi perubahan kimiawi pada DNA. Kedua, perubahan
kimiawi pada DNA terjadi secara tidak langsung, yaitu jika DNA berinteraksi
dengan radikal bebas hidroksil. Terjadinya perubahan kimiawi pada DNA tersebut,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat menyebabkan efek biologis
yang merugikan, misalnya timbulnya kanker maupun kelainan genetik. DNA (deoxyribonucleic acid) merupakan salah satu
molekul yang terdapat di inti sel, berperan untuk mengontrol struktur dan
fungsi sel serta menggandakan dirinya sendiri.
Pada dosis rendah,
misalnya dosis radiasi latar belakang yang kita terima sehari-hari, sel dapat
memulihkan dirinya sendiri dengan sangat cepat. Pada dosis lebih tinggi (hingga
1 Sv), ada kemungkinan sel tidak dapat memulihkan dirinya sendiri, sehingga sel
akan mengalami kerusakan permanen atau mati.
Sel yang mati relatif tidak berbahaya karena akan diganti dengan sel baru. Sel yang mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel yang abnormal ketika sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal inilah yang akan meningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia akibat radiasi.
Sel yang mati relatif tidak berbahaya karena akan diganti dengan sel baru. Sel yang mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel yang abnormal ketika sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal inilah yang akan meningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia akibat radiasi.
Efek radiasi terhadap
tubuh manusia bergantung pada seberapa banyak dosis yang diberikan, dan
bergantung pula pada lajunya; apakah diberikan secara akut (dalam jangka waktu
seketika) atau secara gradual (sedikit demi sedikit). Efek radiasi yang
langsung terlihat disebut Efek Deterministik, efek ini hanya muncul
jika dosis radiasinya melebihi suatu batas tertentu, disebut Dosis Ambang.
Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama setelah
terkena radiasi, dan umumnya tidak berakibat fatal. Sebagai contoh, katarak dan
kerusakan kulit dapat terjadi dalam waktu beberapa minggu setelah terkena dosis
radiasi 5 Sv atau lebih.
Jika dosisnya rendah,
atau diberikan dalam jangka waktu yang lama (tidak sekaligus), kemungkinan
besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri sehingga tubuh tidak
menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun demikian, bisa saja
sel-sel tubuh sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat kerusakan tersebut
baru muncul dalam jangka waktu yang sangat lama (mungkin berpuluh-puluh tahun
kemudian), dikenal juga sebagai periode laten. Efek radiasi yang tidak langsung
terlihat ini disebut Efek Stokastik.
Efek stokastik mengacu pada penundaan antara saat pemaparan radiasi
dan saat penampakan efek yang terjadi akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk
leukimia yang dapat berkembang dalam waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi
tidak memperlihatkan efek apapun dalam waktu 20 tahun atau lebih. Salah satu
penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah kanker. Penyebab sebenarnya
dari penyakit kanker tetap tidak diketahui. Selain dapat disebabkan oleh
radiasi pengion, kanker dapat pula disebabkan oleh zat-zat lain, disebut zat
karsinogen, misalnya asap rokok, asbes dan ultraviolet.
Di alam, salah satu efek
Radiasi adalah memecah molekul air menjadi ion H + dan OH- dalam bentuk
terionisasi sehingga air tidak memiliki energi ikatan yang cukup untuk
membentuk titik air. Telah terbukti bahwa tubuh manusia terdiri dari mayoritas
air ( 80% ) sehingga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dari hampir semua
masalah kesehatan jika memiliki cukup energi. Maka, bila di suatu lingkungan kestabilan molekul air dalam tubuh terganggu oleh
radiasi maka kesehatan semua makhluk hidup di daerah tersebut akan menderita.
Efek
ini bisa diminimalisir dengan mengubah radiasi elektromagnetik yang berbahaya menjadi
bentuk energi yang aman dengan pengenalan kombinasi matriks induktor dan elektrostriksi.
Ketika
induktor yang berupa insulasi serutan logam dengan cepat menyerap radiasi
elektromagnetik, seketika itu pula diconvert menjadi panas dalam proses
elektrostriksi dan dilepas dalam bentuk gelombang energi yang aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar