Rabu, 24 September 2014

Batuan Origin Nusantara

Batu akik tersebar diseluruh nusantara baik di gunung, dalam tanah, sungai ataupun di pantai tergantung jenis akiknya tergantung dimana pengkristalan terjadi. Pada umumnya jika batu tersebut adalah batu akik maka akan memiliki warna mencolok dan bermotif, ada yang tembus dan memiliki serat2 seperti kaca tergantung jenis.

Di berbagai wilayah kepulauan Indonesia ditemukan berbagai jenis batu semi mulia/batu akik. Sedikitnya ada sekitar 20-an jenis batu akik yang asli Indonesia. Tak mengherankan kalau berbagai kolektor dunia banyak berburu berbagai jenis batu akik ke seluruh Indonesia. Batu-batu mulia tersebut tidak kalah pamornya dengan jenis batu mulia asal Afrika, Asia Tenggara lainnya seperrti dari Birma, Thailand, Iran, hingga daerah pecahan negara Rusia.

Batu mulia dapat dibedakan menjadi dua yakni batu permata mulia yakni intan dan batu permata setengah mulia diantaranya Ruby, Kecubung, Saphir, Topaz, Zamrud dan lain-lain.

Berbagai jenis batu akik bisa kita temukan mulai dari ujung Pulau Sumatera, Aceh hingga Lampung. Di Aceh misalnya dikenal batu Indocrase atau batu yang berwarna hijau lumut. Batuan tersebut diantaranya ditemukan di sungai dekat makam Malikulsaleh. Ada pula batu Sungai Dareh yang banyak ditemukan di daerah Dharmasraya Sumatera Barat.

Selanjutnya di Pulau Jawa mulai dari Banten, Garut Jawa Barat, Purbalingga, Gombong Jawa Tengah, kawasan Wonogiri daerah Kismantoro, hingga Donorojo Pacitan hingga Trenggalek Jawa Timur juga banyak ditemukan berbagai jenis batu akik. Di Pulau Jawa yang paling banyak ditemukan diantaranya Kalimaya, Opal, Jasper, Pancawarna, Kalsedon atau Red Baron, Badarbesi dan lain-lain. 

Batu permata kalimaya dari Kabupaten Lebak, Banten, hingga kini terbaik di dunia karena memiliki aneka warna yang bagus dibandingkan dengan negara Australia atau Amerika Latin. Selama ini batu permata kalimaya asal Lebak memiliki keunggulan dari negara lain di dunia. Sebab, kelebihan batu kalimaya Lebak, selain warna tidak menghilang, juga sangat memesona jika melihat aneka warna, seperti hitam, coklat, kuning, ungu, dan biru dengan warna pelangi.

Pancawarna garut merupakan jenis batuan yang mempunyai lima warna. Selain pancawarna, ada juga dwiwarna, yang mempunyai dua warna. Triwarna mempunyai tiga warna dan caturwarna yang mempunyai empat warna. Atau Batu Garut hijau yang tentu saja berasal sesuai namanya, Garut. Batu ini juga ada yang berwarna merah dan kuning. Tergantung selera anda untuk memilikinya.

Batu Akik Junjung Derajat adalah sebutan untuk batu cincin yang bukan termasuk dalam kategori batu Mulia. Di masyarakat rumpun Melanesia (khusunya Indonesia dan Malaysia), batu Akik ini menyimpan misteri berbagai macam mitos terkait dengan keberadaannya sebagai batu alam, yang akhirnya bisa menjadi komoditi bisnis, baik bisnis supranatural maupun non supranatural.
Batu akik gambar memiliki keunikan tersendiri, karena terdapat pola-pola alami yang terdapat pada batu tersebut, sehingga dapat diinterpertasikan sebagai gambar, tergantung bagaimana kita melihat dan mengartikannya.

Batu Combong memiliki struktur fisik yang cukup aneh bila dilihat dari sisi atas dan bawah, karena Batu tersebut memiliki lobang (combong) yang tembus dari sisi atas ke sisi bawah batu. Dan lubang yang terbentuk ini adalah asli dari asal muasal batu tersebut.

Di Pulau Kalimantan terutama di daerah Martapura yang paling banyak ditemukan diantaranya jenis batu Kecubung (amethyst).

Batu kecubung atau ametis merupakan jenis batuan mineral kuarsa. Batu kecubung merupakan batu lahir bagi seseorang yang lahir di bulan Februari. Batu kecubung biasanya berwarna ungu sampai merah muda. Dalam sejarah, ungu merupakan warna yang digunakan oleh raja, ratu, dan anggota keluarga kerajaan lain. Karena itulah, para penguasa sering memiliki berlian yang terbuat dari batu kecubung.

Batu yang sedang ngetren dan paling banyak diburu kolektor saat ini adalah batu Bacan jenis Doko dan Palamea yang berasal dari daerah Bacan di Kepulauan Halmahera.

Batu Bacan, Batu Hidup dari kepulauan Maluku. Batu Bacan dipercaya sebagai batu hidup yang akan berubah warnanya seiring berjalannya waktu. Batu bacan dengan inklusi atau serat batu yang banyak lama kelamaan akan berubah menjadi lebih bersih dan mengkristal. Waktu yang dibutuhkan batu ini untuk mengkristal bisa bertahun-tahun. Nama pulau penghasil batu bacan itu adalah pulau Kasiruta. Sebenarnya nama Bacan diambil dari nama sebuah pulau di sebelah timur pulau Kasiruta, bernama pulau Bacan. Di pulau inilah pertama kali batu itu diperdagangkan sehingga penamaan batu ini menjadi batu Bacan.

Ada dua jenis batu Bacan yang beredar di pasaran Indonesia, yaitu Bacan Doko dan Bacan Palamea. Dari warnanya sudah terlihat perbedaan antara kedua jenis bacan tersebut. Bacan Doko kebanyakan berwarna hijau tua. Sedangkan bacan Palamea berwarna hijau muda kebiruan. Nama Palamea dan Doko sendiri adalah nama desa yang terdapat di pulau Kasiruta.

Batu Obi merah, yang biasa dikenal bacan merah yang kini mulai menjadi primadona dan banyak diburu para pecinta gemstones. Batu asal Maluku (Pulau Obi) ini juga ada yang berwarna jingga dan putih.
Di kedalaman lautan, Salah satu hasil laut yang paling diminati selain ikan dan rumput, laut hasil yang lainnya adalah Mutiara. Mutiara sendiri telah dihargai sebagai barang yang langka dan menjadi batu perhiasan yang prestisius. Mutiara ini dapat kita temukan di Lombok, Bali dan Manado.

Batu Meteor merupakan batu hasil temuan para penambang tradisional di kepulauan Belitung. Ratusan ribu tahun lalu Pulau Belitung dihujani benda langit yang bernama meteor. Batu meteor tersebut saat ini banyak diburu para kolektor, bukan hanya dari Indonesia, namun juga dari mancanegara. Batu meteor yang oleh orang belitung disebut meteor satam ini katanya hanya bisa ditemukan dan tidak bisa dicari dengan sengaja. Biasanya batu satam ditemukan saat para penambang timah melakukan penambangan.

Batu fosil yang dihasilkan oleh negara tercinta ini pada dasarnya bukanlah sebuah batu. Batu fosil sejatinya adalah kayu ataupun binatang yang telah membatu. Bahan-bahan organik pada kayu ataupun binatang tersebut sedikit demi sedikit berubah menjadi batu pada saat pembusukan. Struktur aslinya tidak mengalami perubahan, hanya saja secara perlahan mengeras dan berubah menjadi batu. Penyebaran batu ini ada diseluruh nusantara.

Ambar atau amber adalah resin pohon yang menjadi fosil dan dihargai karena warna serta kecantikannya. Dan dapat kita dapati diseluru nusantara, meski tidak termineralisasi ambar sering digolongkan sebagai sebuah batu permata. Ambar sering disalah pahami terbentuk dari getah pohon, padahal tidak. Getah adalah cairan yang bersirkulasi melalui sistem pembuluhnya tanaman, sedangkan resin merupakan substansi organik amorf setengah-padat yang dikeluarkan dalam kantung dan kanal (saluran) melalui sel epitelium pada tanaman. Sebagian besar amber di dunia ini berumur 30 sampai 90 juta tahun. Karena dulunya adalah resin pohon yang lunak dan lengket, kadang-kadang di dalam amber terdapat serangga dan bahkan hewan vertebrata yang kecil. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar